Perlahan dengan rasa tak karuan
Kuputar memoriku pada suatu waktu tertentu
Menyentuh dinding kelam abu-abu
Sejujurnya kuasaku tak rela
Mengenang lara yang telah terkubur lama
Namun......aku ingin bernostalgia sekaligus menggali makna
Dua belas tahun silam
Kala dahaga cinta belum terluapkan
Dan ratap tangis belum mengalun sempurna
Ayah dijemput kembali ke tanahNYA
Aku kalap .... hancur, remuk dan kata tiada lagi ada
Mengisyaratkan getir....di sekujur raga juga jiwa
Sempat kain hitam membalut erat
Namun tak bergegas kusadari itu
Karena kelemahan diri dalam kubangan debu tak bertuan
Aku dan lekatan hitam itu ayah peluk mesra
Sebagai tanda akhir beradunya ikatan sanubari kita
Ternyata.... itulah pelukan terakhirku bersama ayah
Dan kini kurindui itu
Salahkah bila aku mohon pada Tuhan untuk dipertemukan
Dalam mimpi
Untuk sekedar berbincang dan memandang
Ampun Tuhan.... jika hasrati ini terdengar curam dan lantang
Sungguh tak bermaksud
Berat tuk terus bersenandung
Cukup disini kenang bertahtakan muram
Kan kusimpan dalam album biru perjalanan
Beserta sisa beberapa keindahan
Aku hanyalah setitik yang kehilangan
Masih ada titik-titik lain yang lebih nestapa
Kita hanya terpisah dimensi jarak
Tapi tetap dapat mendekat melalui tengadah tangan yang merapat
Walau kadang terselip rindu tak terperi
Kutepis jauh agar hujan tak membasahi
Ayah adalah kisah berbingkai pasrah
Dan semoga aku, ayah, dan bunda dapat bersua
Di keabadianNYA.....
Sunday, December 14, 2008
PELUKAN TERAKHIR ( Kari lestari )
ayah merangkul ( Diana )
dia menggaruk garuk punggung ibu
terelus olehnya ujung ujung kulit yang rapat
suka-suka saja baginya merayap ke bawah ketiak
baguslah ia ayah..
Saturday, November 15, 2008
DIA ITU AYAHKU ( Aga Jayadi )
Hentakan kaki seakan bergemuruh
Suara sepatu seakan bergemuruh
Hendak pergi mengucap salam
tak ada rasa lelah
tak ada rasa malas
untuk bekerja seharian
peluh yang bercucuran
tak pernah kau hiraukan
laksana santapan
kau siapa untuk memakannya
bukan mencari harta semata
tujuan hati
bukan pula menduduki jabatan
yang kau sayangi
tetapi demi menafkahi
keluarga yang dicintai
kau bagaikan
contoh teladan untukku
kau pulalah
yang mengajarkan
kita harus bisa survive
di hidup yang keras ini
sungguh jasa dan pengorbananmu
AYAH....
tidak akan ku lupa
sampai nanti
Ayah ( Nurwidiyawati Tjasmadi )
Ayahku....
17 tahun sudah aku menantikanmu
dalam hidupku yang penuh liku
17 tahun sudah aku merndukan kehadiranmu
dalam hidup yang penuh dengan harapan
Ayahku..
17 tahun sudah lamanya
kau pergi dari hidupku
meninggalkanku…tanpa tau perasaanku
taukah engkau.... wahai ayahku..
hatiku teriiris sembilu
ketika ku menginjak dunia kanak-kanak
ketika ku menginjak dunia remajaku sekarang
karena tak ada kau disisiku
Ayahku..
aku butuh kau sebagai pelindungku
pelipur lara hatiku
dan sebagai semangat hidupku
terkadang aku bertanya pada hati keciku
kenapa tuhan dengan mudahnya
ambil nyawamu
sebelum aku diberi kesempatan mengenalmu
Friday, November 14, 2008
Kepada Sopan Sopian ( Fitria Suci Sondari )
Malam kini gersang layaknya raga jauh dari peneduh
Apakah siangpun terpanggang jika malam berpaling dari tujuan?
Kan kukabarkan pada malam hingga gersang kabur
Aku takkan bersembunyi lagi
Aku memanglah batu berinti air
Tak inginku dinobatkan oleh sepi;
kucerai saja sepi sempurna itu
Kini;
mungkin kutakkan lagi sendiri dan menyepi
Malam mendekapku dengan abadi
Langit Buram,2007
Paranoid ( Sopan Sopian )
(Ketika Kau jauh)
Lalu malam menyekik alam diam-diam
Hening di luar mengagih suasana ke dalam kamar
Amboi! hening lindap memakan gelap!
--Sunyi--
Bulu kuduk perlahan berdiri
Dibalik gordeng goyang ditiup lirih angin
Ada yang muncul-hilang kadang samar
2007
lelaki, tv dan kemerdekaan ( Lukman Asya )
-setia umbara
tak ada tuhan di dalam tv
kau tak akan bisa shahadat lagi
selagi para puisi sakit hati
dan tak ingin bersahabat
dalam peradaban aneh penuh iklan
kau duduk depan tv
adalah mungkin kemerdekaan
ketakutan dalam sejarah bapa
tercatat di kitab-kitab purba
tentang zaman modern
yang akan memalingkanmu
dari suling suara burung, dari tagore
tak ada tuhan di dalam kepalsuan
cuma angin, cuma dusta
sekedar tahta ingin merdeka?
menjelang bayang dibunuh renta
mengapa masih duduk depan tv
sementara tubuhmu tak muda lagi
tanganmu kian tua dari sajak-sajak
apa kau dapat hiburan
apa kau ingin teguran
apa tuhan tiba-tiba tersenyum
mengintip gambar penyair
di kaosmu itu:ha ha.
kau jadi mayat
tak bergerak
tapi kau tersenyum seperti tuhan
menjelang aku purna
tertusuk bulan sakit. tak merdeka
(indonesia)
SILAU DI GUA NURANI ( Imam Budi Hartono )
Ambang batas yang kau kasihi
Bagai tetes beku embun di terpaan mentari
Mendung di atas langit kasih sayang
Kau telusuri dengan dian semangat pengorbanan
Masih dapatkah kau bermimpi?
Ketika nurani tak berkilau seperti pelangi,
Atau bulan purnama tak seindah pujangga berpuisi...?
Tak pernah kau tangisi, tak pernah kusadari
Nampaklah kebesaran yang kau sandang
Setiap jengkal langkah yang kau lakukan
Setiap kepak sayapmu saat kau terbang
Kan kau akhiri dengan anggun bak seorang pangeran
Luar biasa,
Aku bangga,
Aku bangga padamu Ayah...,
Maafkan aku, maafkan aku yang tak pernah tahu
Maafkan aku yang tak tahu malu
Ku ukir hidupku di tempat semu
Diatas bebatuan terjal yang mungkin dapat membunuhku
Jika sampai waktunya nanti
Saat ku bisa berdiri tegak diantara hitam putihnya kata hati
Aku berjanji,
Setiap langkahmu akan ku dahului
Sikapmu akan kuwarisi
Agar tak ada lagi perjuangan hidup mati,
Untuk menerangi gelapnya gua nurani...,
Tuesday, November 11, 2008
Matahari Ku ( Mossy )
Terbit mu selalu
Tetapi aku tak disampingmu
Hilang mu indah
Tetapi tak tampak untuk ku
Matahari Ku…
Engkau setia ditempat mu
Tetapi aku berlari
Engkau memberi ku terang
Tetapi aku cari gelap
Matahari Ku…
Pagi mu indah
Seindah setia mu
Sinarmu hangat
Sehangat maaf mu
Matahari Ku…
Beri aku senyum mu
Buat aku tenang
Beri aku ceria mu
Buat aku bahagia
Dan jadilah Matahari Ku
MaAfkan aku Kasih ( Mariyani Marharetta )
Semakin dalam kau mencintai seseorang membuatmu kadang tak bisa berpikir jernih..
Membuatmu kadang diliputi kabut kecemburuan..
Membuatmu akan rela berkorban apa saja untuknya..
Membuatmu merasa kau tidak ingin kehilangan dirinya..
Membuatmu kadang merasa tersiksa akan terlalu besarnya cinta yang meliputi hatimu..
Dan maafkan aku atas semua keterbatasanku padamu
I love U daddy ( Sylvia De Laura )
barbie di tangan anak kecil
memanja taman firdaus
Daddy angkat tubuh mungil
remajakan hati yang haus
bejana di tangan sang penjunan
meremas bentuk-bentuk indah
princess cantik mengagumkan
tegas diremuk saat salah
Daddy menangis when I cried
Daddy's angry saat aku bebal
cintanya protect me
be friend...be parent
He knows
aku benci bila ia menarikku
tapi ia tak peduli rasaku
pikirnya hanya keselamatanku
tak melihat air mataku
ditariknya aku!!
Ia melihat bahaya di depanku
kadang daddy tak bisa dimengerti
Iwant to heat him
but I can't
because I know how big his love is
yang ingin kukatakan hanya...
I love U daddy
U're my idol
U're my best thing that I have
I love U daddy
I love U so much....
I wanna see u ( Sylvia De Laura )
termenung membayangkan wajahmu cemburu melihat mereka memiliki sosokmu
I wanna see u dad just once and I will never again
tak akan kuingat lagi semua cacian yang kuterima status anak haram yang kau letakkan di belakang namaku
tak akan ku ingat lagi sumpah serapah ibu yang mengutuki kelahiranku
I wanna see u dad just once and i will never again
KENANGAN ( Nani Komariah )
Jauh langkah kau tempuh dalam diam ,
hanya untuk sebuah perjumpaan ,
perhelatan panjang dimasa pencarian
terlepas sudah menghindari makna TEMAN .
Tiada kata...
Hanya pertanda....
Namun tak sadar jua,
Jiwa tlah terbalut CINTA
Isyarat hati terlukis liukan tangan ,
Goresan tinta seolah berkata ,
Kita tak akan lagi berjumpa ,
Membuka tabir maya...
Duka hadir menyayat ,
Hati ingin berontak...
Namun sadar segalanya tiada ,
Waktu tlah jadikan semua KENANGAN .
Ini sebuah cinta ( Aldo Rs )
Maukah kau menyambutku dengan kebahagiaanmu yang sempurna?
Bahkan ketika kesunyian bumi yang mulai datang menghampiri, tak menyisakan sesuatu kecuali bias-bias kosong sebuah harapan yang telah berlalu ?
Dan kemudian ketika senyumanmu yang indah, sekan-akan hendak menggantikan keberadaan sang surya yang sudah terus dipuja selama berabad-abad
Apakah itu akan terjadi di sebuah buku berhalaman-halaman suram ini?
Sekedar puaskanlah hatiku dengan pelukan lembutmu yang menguak rahasia-rahasia yang tersimpan rapat di dasar hati
Dengan kehangatan cintamu yang tersisa, atau apakah aku harus memungutinya satu persatu dengan tak berkata apa-apa ?
Membiarkan sebuah kesaksian yang tulus tersaji di pinggir cawan kemenangan, dan mulai dituangkan diatasnya anggur kekejaman yang telah mengendap di guci ketamakan
Sementara mimpi-mimpiku yang telah mengkristal menjadi sebuah bola yang di dalamnya terus dinyanyikan nyanyian kehampaan yang tak berujung
Aku tak ingin sebuah harapan yang masih tersisa ini menjadi pisau yang menari-nari diatas jantungku
Teriris-iris jiwaku yang tak pernah tersisa di dalamnya sebuah cinta yang sudah membakar hebat di dalamnya sebuah ladang gandum yang di setiap butirnya tertulis nama seseorang yang dicintainya
Semua takkan tahu betapa beratnya nama itu di ucapkan dengan mulut ini seakan nama itu adalah sebuah pecahan-pecahan terlupa dari pelengkap kebahagiaan ibu-ibu kita
Akan tetapi, sudah tak terhitung berapa kali nama itu sudah di sebutkan oleh kering kerontangnya padang pasir hati ini, sekan-akan nama itu adalah sebuah mantera pemangil hujan yang mampu menghapuskan kegersangan yang ditimbulkan sejak jiwa ini mengenal dirinya
Setelah semua yang ada itu berjalan dengan sempurna
Maka, maukah kau memeluk diri yang dilanda kemarau hati ini dengan sejuknya hawa musim dingin yang selama ini kau miliki?
Sungguh, aku tak peduli ketika kau tidak menyadari sebuah cerita tentang seluruh dunia yang telah kutinggalkan di belakangku untuk mencari sebuah arti dari cinta sejati yang telah membungkam erat mulut jiwaku untuk menyuarakan kekecewaan kepadaku….
Menulis Rasa, Melukis Kata (tentangku, ayah dan kakek) ( Ario Makaribi )
1\\ Dulu ayah suka melukis sejak masa mengenal kapur tulis kala itu ia pakai pensil tubuhnya masih dekil, ia tak tahu kapan benar-benar suka membuat rupa, mungkin sejak ia ditinggal ayahnya dan ia masih balita, mungkin saat itu ia mulai suka menggambar foto kakek di ruang tamu orang yang baru sempat tiga kali ketemu, Tapi ayah belum tahu apa itu rindu
2\\ Kakek tentara yang meninggal muda beliau wafat sepulang dari halmahera dalam sebuah kecelakaan bis, Dan kata ayah, kakek suka menulis, sebelum wafat ia sempat titipkan pena dan buku dari saku bajunya.
3\\ Dari kecil ayah suka memberiku atribut tentara dari baju, tas hingga celana, katanya aku ini cucu tentara. Ah kakek yang tak pernah kulihat wajahnya. waktu berlalu dan aku beranjak remaja \"ayah aku ingin masuk tentara\" tapi ayah diam saja, lalu ibu berbisik \"nenekmu tidak suka anak-cucunya menjadi pelukis, penulis atau tentara\"
AYAH AKU INGIN KAU MENGERTI AKU ( B.N Afandi )
Ayah ... aku rindu kasih sayang
Ayah ... aku rindu kebahagiaan
Ayah ... aku rindu belaian kasih sayang ibu seperti
anak-anak tetanggamu
Ayah aku ingin kau mengerti aku.
Ayah bukankah aku ini anak kandungmu
Bukankah aku ini tercipta dari cinta dan kasih sayang
dengan istrimu
Tapi kenapa ... tapi kenapa kau sia-siakan aku ayah
Kenapa kau musuhiku disaat tidak tepat waktu.
Ayah ... aku ini sakit
Jiwaku merintih menjerit tapi kau tidak tahu
Fikiranku selalu diselimuti rasa ketakutan tuk mencari
jalan keluar untuk kesembuhan
Tapi ... tapi kau dengan ibu malah selalu memusuhiku.
Ayah ... aku ini bukan binatang
Aku ini punya perasaan
Aku ini butuh ditolong
Aku sedih ayah kau perlakukan begitu.
Ayah ... sayapku ini masih patah
Aku ini butuh ditolong
Bukanya kau musuhiku ayah.
Ayah ... apakah aku ini membebanimu
Hingga kau dan ibu tega berbuat begitu kepadaku
Fikirmu apakah sakitku ini datang kumau
Fikirmu apakah sakitku ini atas permintaanku
Naudzubillah Mindzalik ... jangan kau berfikiran
begitu ayah.
Ayah ... sakitku ini sudah jalan hidupku
Sakitku ini sudah takdirku
Tolong kau mengerti aku ayah
Tolong kau sabar ...
Tolong kau ikhlas ...
Dan tolong kau rawat aku dengan ketulusan,keikhlasan
dan kasih sayang
Karena keadaanku sekarang membutuhkan.
Kudus 2008
Monday, November 10, 2008
ayah ( Bening aditya )
dari dedaunan yang basah
hingga langit mulai memerah
dirimu menempuh banyak arah
hanya untuk mencari nafkah
meski tersadar saat lelah
kau pun tak sempat singgah
dan mengabaikan diri untuk menyerah
karena setiap peluh jerih payah
yakinkan dirimu akan hasil yang indah
Yaitu....
keindahan yang membahagiakan keluargamu dirumah
Friday, November 7, 2008
hanya untuk ayah ( Fara Nadhia )
ayah,
jika kudapat terbang menembus angkasa
akan kuajak engkau
agar kudapat menunjukkan kebesaran Illahi padamu
ayah,
jika kudapat menguntai planet
akan kukabarkan padamu
agar kau tau betapa aku sangat menyayangimu
ayah,
jika kudapat memindahkan taman syurga
maka akan kupersembahkan taman itu untukmu
agar kau bahagia di sisa hidupmu
ayah,
jika dunia ini dapat kubeli
maka dunia akan kubeli untukmu
untuk mengganti biaya hidupku oleh peluh dan doamu
ayah,
jika kumampu memetik bintang yang cerah itu
akan kutunjukkan padamu silau sinarnya
bahwa aku mampu penuhi harapmu
ayah,
jika kumampu mengurai kata
hanya satu yang ingin kuucap
engkau adalah ayah terhebat di dunia ini dan tak ada
ayah lain yang mampu menggantikanmu
Saturday, November 1, 2008
Do'a tuk Ayahku ( M. Tamrin Humaedi )
Ayah
Masih teringat ketika aku masih kecil
Saat itu kau pergi entah kemana
Yang aku tahu saat itu
Kau merantau ke negeri orang
Untuk mencari sesuap nasi
Ayah
Setiap hari aku berharap bisa bertemu
Memeluk erat, dan bercanda denganmu
Merasakan indahnya keluarga
Namun engkau tidak kunjung tiba
Ayah
Kini aku tahu perjuanganmu di sana
Betapa menderitanya engkau
Tapi kau tetap tabah dan berharap cepat pulang
Membawa senyuman meski hatimu sakit
Ayah
Penantianku kini sudah berakhir
Dan kini aku telah tumbuh dewasa
Menyaksikan dirimu yang telah layu
Betapa sakit hatiku
Ayah
Kau telah membuat keluargamu tersenyum
Hapuskanlah rasa sakitmu
Tuhan
Berikan kesempatan kepadaku
Agar aku bisa membuatnya tersenyum
Tuhan
Berikan kekuatan kepadanya
Agar dia bisa bangkit kembali seperti sedia kala
Monday, October 27, 2008
NARASI LELAKI YANG BERSIMPUH ( Siti Fatimah )
doa membubung
hati putih, syahdu adzan, dan simpuhnya
bermalam-malam sembahyang begitu rasuk begitu khusyuk
saban rakaat senantiasa menjelmakan harapan indah nan nyata
ia bersujud, berserah dengan segala keikhlasan
tanpa mengeluh tanpa usia yang angkuh
selagi ibadah-ibadah belum tunai
ia kandung ketegaran abad
dan keikhlasan seluruh rasa nyeri kehidupan
ia, lelaki yang bersimpuh
ketabahan adalah perjuangan
ayah: di saban doa aku menadah tetesan restumu
Surabaya 2008
Sunday, October 26, 2008
Memori CintaKu pada Babah ( Reni Oktari )
: Untuk babahku yang nafas tembakaunya aku hindari
Aku mendamba harum keringatmu
Yang di setiap detiknya membuat kurindu
Masih sama seperti aroma dahulu
Cinta ketika aku masih dipangkuanmu
Aku mendamba tatapan syahdumu
Yang meyakinkan di setiap resahku
Masih sama seperti cahaya dahulu
Lembut, selalu meneduhkan ku
Aku selalu sedih
Menyaksikan kepul yang telah menjadi candu menemani peluhmu
Aku juga selalu sedih
Ketika tahu engkau mengkhawatirkan aku
Hanya satu, BabahKu...
Aku ingin menyejukkan mu
Demi cintamu padaku
Dan demi cintaku padamu
*Babah : salah satu panggilan untuk ayah dari daerah Musi Banyuasin
Friday, October 24, 2008
Kutemukan Ayah dalam Cahaya ( Faidi Rizal )
adakah cahaya yang bisa kusebut bulan
kalau ternyata gelap masih senang
mempermainkan tatapan mata kosong
seorang nenek tua kemalaman pulang
selain dari ketajaman matamu angkuh
membelah malam,
adakah terik yang bisa kusebut matahari
bila kemarau tak juga berganti hujan
selain dari nyeri tulangmu
yang tak akan sembuh hanya dengan kematianku
berkalikali. di sini,
aku memang sebuah nama pendek
lahir begitu saja dari sesobek bajumu, ayah
tapi jangan larang terbang angin mengawang
sebab kenakalanku masih ingin mengatakan
; ini bulan, ini bintang, dan
di sebelahnya lagi ada matahari
kau tetap di situ, ayah!
Jogjakarta,2008
Seperti Luka Ayah ( Faidi Rizal )
kemarin, kau suruh aku memunguti lukaluka
di balik mimpi rembulan tua atau di kuilkkuil para
dewa asal aku bisa membawanya pulang ke rumah
sampai di tangan kekasih
aku tahu ini bukanlah perintah
tapi sebuah rasa sangat rahasia
maka kujalani saja dengan setia
kalau pun tak bisa seluruhnya,
berani kucicipi rasa perihnya dalam dunia nyata
demikian,
meski teramat sulit mengartikan luka
tapi derita yang kau namai "cinta"
belum juga kering menghapus air mata
maaf,
bukan aku menyesal, ayah. sama sekali tak!
bukankah kau sangat paham
ini sudah air mata seperti lukamu, ayah
kalau di pojok itu adalah air mata
Jogjakarta,2008
Wednesday, October 22, 2008
SELANG NAFAS ( Ivan Yuniarto Santosa )
Terjalnya medan laga tak pernah kau hiraukan
Dinginnya udara tak kunjung kau rasakan
Meski baju tlah basah akan keringat,
Engkau masih melaju dengan semangat
Sosokmu bak serdadu tanpa tanda jasa
Terus berperang demi seonggok materi
Guna menambal mulut-mulut kami
Agar tetap bernafas di dunia ini
Ayah.....
Kini kau mulai lelah
Ototmu yang kuat, hanya tinggal kulit pipih
Namun wibawamu tak pernah payah
Terima kasih atas asa yang kau ajarkan
Untuk tidak menyerah dalam menggapai mimpi-mimpi
Terima kasih atas darah yang kau tumpahkan
Demi kami agar tetap berdiri di sini
Tuesday, October 21, 2008
SEBUAH PERMINTAAN KEPADA AYAH ( B.N Afandi )
Ayah tolong buka hatimu
Aku ini anak kandungmu
Jangan kau sakitiku
Karena aku bukan seperti anak tiri dalam sinetron yang
sering kau tonton itu.
Ayah tolong redakan amarahmu
Jangan kau manjakan egomu
Karena aku ini khawatir kepadamu
Sikap begitumu akan memporakporandakan kharismamu.
Ayah tolong jangan kau dengar kata-kata ibu tentangku
Karena sedari dulu ibu sudah membenciku
Aku khawatir fikiranmu tentangku nanti cuma berisi
fitnah melulu
Dan itu nanti yang menjadikan kau selalu berprasangka
buruk kepadaku.
Ayah tolong kenanglah dan ingat-ingatlah nostalgia
indah saat aku terlahir di dunia
Ingatlah bahwa tangisku kala itu mengelegar dan bikin
kamu tertawa bahagia
Tertawa bahagia melihat buah hatimu mirip wajahmu
Yang cakep,imuet dan lucu.
Ayah tolong kau sabar berharap tentangku kalau aku ini
berguna
Yang suatu saat nanti mengangkat derajat keluarga
Lewat keahlianku, lewat bakatku
Tapi bukan sekarang ayah
Karena keadaanku sekarang ini masih dalam kondisi yang
belum memungkinkan
Dan masih dalam perjuangan menghadapi cobaan.
Tolong kau mengerti aku ayah
pintaku ... inginku.
Kudus 2008
DONGENG AYAH ( Dian Ambarwaty )
Terlelap sebelum malam
Kudengar ayah berdendang
Dari si kancil hingga cinderela
Dari upik abu hingga cerita bohong berbumbu
Kucinta ayah
Kusenang ayah bercerita
Kusuka kumis ayah yang bergerak-bergerak
Matanya yang menyala bahagia bila happy ending
Air mata luruh bila cerita duka
Ayah seperti teater cerita
Seperti film sungguhan
Seperti buku diaryku
Ayah adalah kaktus dalam padang cerita
Surau di rumput ilalang
Kucinta ayah tuk lalu kini nanti dan selamanya
Monday, October 20, 2008
Ayah ( Febrina )
ayah..
kata asing bagi telingaku..
kata yang menuntunku pada ingatan akan seorang pria..
kata yang tak pernah lagi aku sebutkan..
kata yang mempermainkan emosiku..
ayah..
sesosok pria terlintas dalam benakku..
sesosok pria yang kini asing bagiku..
sesosok pria yang dulu pernah kukenal..
sesosok pria yang kini bukan siapa-siapa..
ayah..
pria separuh baya yang kini tak pernah kusapa..
pria separuh baya yang tak pernah dilihat mata..
pria separuh baya yang dulu bersamaku sepanjang masa..
pria separuh baya yang meninggalkan banyak luka..
ayah..
ingin kau tahu aku baik-baik saja..
ingin kau tahu aku kini bahagia..
ingin kau tahu aku tak pernah menyesali semua..
ingin kau tahu dihatiku kau selalu ada...
Sunday, October 19, 2008
Sedetik Waktu Bersama Ayahku ( Niken Larasati )
Ayah...
Kaulah baktiku
Jika ku menangis, kepadamulah
Ku ungkapkan kesedihanku
Dan jika ku mengalami kegagalan,
Kaulah yang selalu memberiku semangat
Seolah-olah kau slalu tahu keberadaan
isi hatiku yang sebenarnya
Ayah...
Kau berikan sejuta kasihmu untukku
Dan kasihmu begitu suci dan abadi
Bahkan sedetik waktuku hampir
Kulewati semua bersamamu
Bagiku kau adalah sosok yang sempurna
Yang mampu menjadi seorang Ayah yang baik,
sekaligus menjadi teman untukku
Ayah...
Aku menyayangimu sepenuh hati
Aku ingin menjadi anak yang
bisa membanggakanmu
Dan di setiap malam ku selalu berdoa untukmu
Agar kau kan selalu berada di bawah
naungan-Nya
Terima kasih Wahai Ayahku tersayang
Ayah
Ayah...
Kemilau senja tak seindah cahaya kasihmu
Hangatnya mentari, tak sehangat rasa sayangmu
Besarnya gunung tak sebesar rasa cintamu
Ayah...
Kemilau bintang, tak dapat menyaingi terangnya pengorbananmu
Beratnya batu tak seberat bebanmu menghidupi keluarga
Hamburan debu tak dapat menghitung berapa besar pengorbananmu
Ayah...
Kau adalah cahaya keluarga
Cahaya yang sangat dibutuhkan
Cahaya yang tiada henti berpijar
Namun cahaya itu tidak pernah sebanding dengan apa yang selama ini aku berikan
Ayah... kau adalah segalanya bagi keluarga