Friday, October 24, 2008

Seperti Luka Ayah ( Faidi Rizal )

kemarin, kau suruh aku memunguti lukaluka
di balik mimpi rembulan tua atau di kuilkkuil para
dewa asal aku bisa membawanya pulang ke rumah
sampai di tangan kekasih
aku tahu ini bukanlah perintah
tapi sebuah rasa sangat rahasia
maka kujalani saja dengan setia
kalau pun tak bisa seluruhnya,
berani kucicipi rasa perihnya dalam dunia nyata
demikian,
meski teramat sulit mengartikan luka
tapi derita yang kau namai "cinta"
belum juga kering menghapus air mata
maaf,
bukan aku menyesal, ayah. sama sekali tak!
bukankah kau sangat paham
ini sudah air mata seperti lukamu, ayah
kalau di pojok itu adalah air mata

Jogjakarta,2008

No comments: